Senin, 17 Juni 2019

                                   SEJARAH  DESA TANGGUL


Desa Tanggul merupakan salah satu desa di kecamatan Mijen kabupaten Demak, Jawa Tengah dengan luas ± 210,385 Ha. Desa ini terletak disebelah barat SMA N 1 Mijen dengan batas-batas desa adalah sebelah utara desa Pecuk dan Jleper, sebelah Timur desa Mlaten dan , sebelah selatan desa Mlaten, dan sebelah Barat desa Bantengmati. Untuk mencapai desa ini harus melalui jalan yang panjang ± 1,8 Km dari jalan raya, disepanjang jalan kanan kiri hanya terdapat hamparan sawah, pohon-pohon dan sungai. Jembatan dan gapura hitam disebelah kiri jalan adalah pintu masuk desa Tanggul. Sebagai desa, Tanggul tidak ada yang istimewa dan mungkin nyaris sama seperti desa-desa lain yang jauh dari kota. Jarak pusat desa ke pasar adalah 7 Km, sedangkan jarak pusat desa ke Kabupaten 14 Km, dan ke jalan Provinsi mencapai 43 Km. Untuk lebih mengenal desa Tanggul dan asal usul namanya adalah sebagai berikut:
Menurut keterangan para leluhur dan tokoh masyarakat desa Tanggul, pada sekitar tahun 1825-1830 terjadi perlawanan pasukan Kerajaan Mataram terhadap Belanda yang menjajah Mataram dibawah pimpinan Pangeran Diponegoro. Setelah melalui perlawanan yang sengit yang dikarenakan kurangnya persenjataan yang dimiliki oleh pasukan Diponegoro dan kurangnya persatuan dan kesatuan para pejuang kemerdekaan serta berhasilnya pasukan Belanda menerapkan taktik perang adu domba maka pasukan Diponegoro dapat dipukul mundur oleh pasukan Belanda. Sedangkan Pangeran Diponegoro dapat dijebak dan ditahan oleh pasukan Belanda yang kemudian dibuang ke Selarong. Sejak saat itu pasukan Diponegoro yang tersisa berusaha bangkit dan mencari tempat yang lebih aman untuk menyusun kekuatan dalam melawan pasukan Belanda. Diantara pasukan Diponegoro tersebut terdapat beberapa orang yang salah satunya bernama SELIYAH dan RESIYAH yang menyingkir ke wilayah Demak dan menetap disuatu tempat yang berupa rawa, namun rawa tersebut di kelilingi oleh sungai-sungai. Disinilah mereka hidup dengan selalu merawat dan menjaga tempat itu hingga akhirnya mereka memberikan sebuah nama Tanggul untuk tempat tersebut. Hal itu karena ada banyak sungai yang mengelilingi tempat tersebut, dan sejak saat itulah Desa Tanggul terbentuk. Jadi dapat disimpulkan bahwa Desa Tanggul terbentuk lewat tangan-tangan perkasa para pejuang Diponegoro pada sekitar tahun 1830-an. Sehingga setiap 16 Muharram diadakan do'a bersama oleh warga desa Tanggul maupun para anak Madrasah di desa Tanggul untuk mengenang jasa SIMBAH BUYUT RESIYAH DAN SELIYAH sebagai orang pertama yang menempati dan menjaga tempat tersebut.
         Sebagai daerah pedesaan, desa Tanggul adalah desa yang aman, tentram dan damai. Bahkan mayoritas penduduk desa Tanggul adalah beragama Islam. Sehingga hubungan kemasyarakatan masih sangat kuat dan menjadikan masyarakat saling mengenal satu-sama lain walaupun jumlahnya mencapai 2.627 jiwa dengan penduduk laki-laki sebesar 1.340 jiwa, penduduk perempuan 1.287 jiwa, dan 741 Kepala keluarga.
           Sebagian besar penduduk desa Tanggul bekerja sebagai Petani yaitu berjumlah 653 jiwa dengan lahan sawah mencapai 187,515 Ha dengan 89% irigasi setengah sederhana dan 11% irigasi teknis, Buruh Tani berjumlah 438 jiwa, Pengusaha berjumlah 21 jiwa, Buruh Industri 189 Jiwa, Buruh Bangunan 19 Jiwa, Jasa Angkutan 14 Jiwa, Pedagang 8 Jiwa, PNS/ ABRI 6 Jiwa, Pensiunan 1 Jiwa dan Lainnya 7 Jiwa.
           Dibidang Pendidikan, di desa Tanggul ada 1 Unit PAUD, 1 unit TK, 2 unit SD Negeri, dan 1 unit Madrasah Diniyah. Keterbatasan lembaga pendidikan setingkat SLTP atau SMP didesa Tanggul teratasi karena adanya MTs Swasta di desa tetangga, yaitu MTs Samailul Huda di desa Mlaten kec. Mijen dan jaraknya lumayan dekat. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Pemerintahan Desa Tanggul, penduduk usia sekolah sekitar 492 jiwa dengan tingkat pendidikan : tamat SD sejumlah 217 jiwa, 135 jiwa tamat SLTP/SMP, 119 jiwa tamat SLTA/SMA, dan 21 jiwa tamat Perguruan Tinggi.
           Kondisi pemerintah desa Tanggul, terbagi ke dalam 4 (empat) RT dan 10 (sepuluh) RW yang masing-masing ada ketua dan wakilnya. Berikut merupakan struktur organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa Tanggul Tahun 2019 adalah sebagai berikut:
  1. Kepala Desa               ( MUH ZAZERI )
  2. Sekretaris Desa     (  MUFTIL HUMAM, SH. ) yang membawahi:
  • Kepala Urusan Pemerintahan dan Umum  ( M. ICHWAN KAMAL )
  • Staf Urusan Pemerintahan dan Umum       ( M. BAMBANG HADI KUSMANTO )
  • Kepala Urusan Keuangan                           ( MASKURIN )
  • Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat Dan Pembangunan   ( INWANUL MUSTAFID )
  • Staf Urusan Kesejahteraan Rakyat Dan Pembangunan        ( AZAMUN NUHA )
  1. Unsur pelaksana teknis yang terdiri dari:
  • Jogo Boyo             ( SUDARSONO )
  • Mudin                    ( M. IMARUDDIN )
  • Ulu-ulu                  ( LUTFIL HAKIM )
Dibidang kesehatan, didesa Tanggul memiliki 4 unit Posyandu dan 1 unit Puskesmas desa dengan seorang Bidan desa. Adapun biodata Bidan desa Tanggul adalah sebagai berikut:
Nama : Rika Nurul Hanifah
TTL : Demak, 2 Oktober 1987
Alamat : Desa Tanggul RT 01 RW 04 Kecamatan Mijen Kabupaten Demak
Pekerjaan : Bidan
Lulusan dari : AKBID ABDI HUSADA
Tahun Lulus : 2008
Riwayat Pendidikan :
  • SD NEGERI MIJEN 2
  • SMP NEGERI 1 MIJEN
  • SMA NEGERI 1 MIJEN
  • AKBID ABDI HUSADA

Pengalaman Bekerja :

  • Magang di Bidan selama 7 bulan
  • PTT mulai November tahun 2009 sampai sekarang ( Berlaku 3 tahun).
Sampai saat ini masalah kesehatan di desa Tanggul tidak ada yang harus dikhawatirkan karena pada umumnya masalah kesehatan yang terjadi diantaranya: panas, batuk, flu, dan diare. Meskipun tidak ada yang perlu dikhawatirkan tetapi harus tetap waspada dan selalu memantau perkembangan imunitas masyarakat desa. Namun akhir-akhir ini masyarakat desa Tanggul mengalami gatal-gatal khususnya anak-anak, sedangkan orang dewasa sampai lanjut usia umumnya mengalami ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Hal ini dikarenakan kurangnya persediaan air bersih, cuaca yang panas diwaktu siang hari dan dingin diwaktu malam hari. Untuk Kesehatan Ibu dan anak di desa Tanggul cukup baik karena angka kematian ibu dan anak tidak ada sama sekali. Serta Jumlah Ibu hamil maupun yang melahirkan dalam satu tahun terakhir ini menurut data bidan desa Tanggul berjumlah 46 jiwa. Masalah kesehatan di desa Tanggul timbul disebabkan karena lingkungan serta perilaku masyarakat yang belum mendukung. Peran aktif masyarakat juga sangat penting untuk mengubah dan mengelola lingkungan yang berwawasan kesehatan serta perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. Masyarakat juga perlu tahu, mau dan mampu dalam upaya meningkatkan berbagai upaya kesehatan termasuk deteksi dini masalah kesehatan dimasyarakat.
Fasilitas-fasilitas lain didesa Tanggul adalah Fasilitas tempat beribadah, desa Tanggul memiliki 1 unit Masjid dan 11 unit Mushola yang tersebar di setiap RT/RW. Selain itu Fasilitas Olahraga, di desa Tanggul juga  ada 2 unit lapangan yaitu lapangan sepak bola dan lapangan volley yang terletak disebelah paling Utara desa Tanggul.
Demikian sekilas profil desa Tanggul. Walaupun masih sangat sederhana mudah-mudahan dapat memberi gambaran umum mengenai desa Tanggul dan jika tertarik dan ingin tahu lebih lanjut tentang desa Tanggul, silahkan berkunjung ke desa tercinta kami.

Peta Desa Tanggul



Desa Tanggul dilihat dari Satelit







Masjid Desa Tanggul





Balai Desa Tanggul






Polindes Desa Tanggul




Makam Mbah Buyut Resiyah dan Seliyah